Batu Rafting: Petualangan Seru Arung Jeram di Tengah Sejuknya Kota Batu

Contents
Gue tuh tipe orang yang jarang banget ambil risiko dalam hidup. Bahkan buat milih sambel level 3 aja mikir dua kali. Tapi, entah kenapa, waktu teman ngajak rafting di Batu, Malang, insting nekat gue muncul. Katanya sih, “Asyik, bro! Lu bakal ketagihan!” Dan yah… itu kalimat yang bikin hidup gue sedikit lebih seru akhir pekan itu.
Batu Rafting ini terletak di Kota Batu, Jawa Timur, tempat yang udaranya adem banget, apalagi buat orang perkotaan yang biasa disambut macet dan polusi tiap pagi. Tapi yang bikin gue makin penasaran tuh ya, rating dan review online-nya bagus-bagus. Banyak yang bilang arusnya seru, pemandangannya cakep, dan crew-nya profesional. Kombinasi sempurna buat pemula kayak gue.
Pas hari H, gue dan rombongan Travel berangkat pagi-pagi. Gue nyetir sendiri dari Malang kota ke Batu. Nggak jauh, cuma sekitar 45 menit-an lewat jalan yang cukup bersahabat. Gak perlu 4WD atau keahlian off-road. Sepanjang jalan disuguhi pemandangan sawah dan gunung yang bisa bikin mata adem dulu sebelum deg-degan kena jeram.
Sampai di basecamp Batu Rafting, kami disambut sama tim mereka yang ramah banget. Kita langsung dikasih briefing soal keamanan, teknik mendayung, dan cara jatuh yang aman. Ini penting banget. Mereka nggak cuma asal lempar kita ke sungai dan suruh ngapungin diri.
Dan yang bikin gue makin sreg, semua perlengkapan—dari helm, pelampung, sampai dayung—dalam kondisi bersih dan lengkap. Gue lumayan rewel soal safety sih, dan sejauh itu… mereka udah lolos uji.
Kenapa Batu Rafting Bisa Jadi Objek Wisata Favorit
Gue awalnya pikir Batu Rafting cuma buat adrenaline junkie. Tapi ternyata, banyak keluarga, mahasiswa, bahkan ibu-ibu arisan yang ikut main di sini. Serius. Ada rombongan dari Bandung yang isinya emak-emak pakai jilbab tapi semangat banget naik perahu. Keren banget batumalangrafting!
Salah satu alasan kenapa Batu Rafting jadi favorit itu karena arus Sungai Brantas yang cukup menantang tapi masih aman buat pemula. Total jarak pengarungan sekitar 12 km, dan itu ditempuh dalam waktu 2 jam lebih dikit. Ada bagian tenang, ada juga jeram yang bikin jantung turun ke perut.
Selain itu, view di sepanjang sungai itu… wah, juara. Kita ngelewatin tebing batu alami, sawah, pohon bambu, dan jembatan tua yang fotogenik banget. Buat yang hobi selfie, ini surganya konten!
Satu lagi yang gue suka: gak perlu keluar banyak duit. Paket rafting-nya berkisar Rp 200.000-an per orang, udah termasuk makan siang, snack, dan dokumentasi. Worth it banget buat pengalaman yang gak terlupakan.
Tips Berwisata di Batu Rafting Biar Liburan Gak Zonk
Setelah ngerasain langsung basah-basahan dan ketawa kenceng gara-gara teman jatuh ke sungai (jangan khawatir, aman kok!), gue punya beberapa tips penting nih buat lo yang pengen nyobain Batu Rafting:
Datang pagi hari.
Supaya bisa kebagian sesi pengarungan pagi, dan masih sempat main ke tempat wisata lain di Batu setelahnya. Plus, sungainya masih adem dan segar.Pakai pakaian nyaman dan cepat kering.
Gak usah gaya-gayaan pakai baju mahal. Baju olahraga, legging, atau celana pendek yang gak gampang berat saat basah udah paling bener.Bawa baju ganti lengkap.
Termasuk pakaian dalam. Gue pernah kelupaan dan harus pakai celana dalam basah sampai pulang… dan percaya deh, gak nyaman banget.Simpan gadget di tempat aman.
Kalo mau bawa HP, pastiin pakai waterproof case dan diikat kenceng. Tapi sebenarnya, pihak Batu Rafting udah nyiapin dokumentasi, jadi santai aja.Jangan panik saat jatuh.
Ini paling penting. Waktu teman gue jatuh dari perahu, dia panik dan malah kebalik sendiri. Padahal pelampungnya udah cukup buat ngapung. Ikuti aja arahan guide.
Bonus tip: setelah rafting, cobalah minum jahe panas atau makan bakso Malang di sekitar basecamp. Rasanya lebih nikmat setelah lelah berjuang di sungai.
Keunikan Batu Rafting yang Bikin Ketagihan
Batu Rafting tuh beda dari rafting-rafting lain yang pernah gue coba. Di sini, arus sungainya bisa berubah-ubah tergantung musim. Jadi, tiap kali datang, pengalamannya bisa beda. Pas musim hujan, debit air naik, jeram lebih menantang. Tapi pas musim kemarau, arusnya lebih bersahabat buat keluarga.
Uniknya lagi, tim guide di Batu Rafting itu bukan cuma ahli dalam pengarungan, tapi juga punya selera humor tinggi. Mereka suka ngajak “main air”, alias pura-pura nabrakin perahu ke batu buat bikin peserta kaget. Kalo kita terlalu serius, mereka malah bikin permainan di tengah sungai. Ada yang suruh berdiri di perahu sambil nyanyi, ada juga tantangan siapa yang paling lama tahan berdiri sebelum jatuh. Hasilnya? Ketawa ngakak dan basah kuyup.
Dan ya, salah satu pengalaman paling gue ingat adalah waktu melewati jeram yang disebut “jeram pengantin”. Kenapa namanya gitu? Karena katanya, kalo bisa melewatinya tanpa jatuh, hubungan sama pasangan bakal langgeng. Tapi… ya sudahlah, gue jatuh waktu itu. Hahaha.
Dari kota Malang, perjalanan ke Batu Rafting sangat gampang. Lo bisa naik mobil pribadi, motor, atau bahkan sewa mobil online. Alamat basecamp-nya ada di Jalan Sultan Hasan Halim, Temas, Batu—cuma butuh waktu sekitar 45 menit dari stasiun Malang.
Jalan menuju lokasi relatif mulus, dengan pemandangan hijau dan udara sejuk. Buat yang baru pertama kali ke Batu, gue saranin ambil jalur lewat Alun-Alun Kota Batu, karena lebih mudah diikuti dan banyak tempat buat ngopi dulu.
Kalau dari luar kota kayak Surabaya, Sidoarjo, atau Jember, bisa naik kereta ke Malang dulu. Dari situ, tinggal lanjut pakai Grab atau Gojek. Atau kalau ramean, bisa sewa Elf atau HiAce—jadi lebih hemat dan rame-rame pasti lebih seru.
Dan kabar baiknya, area Batu Rafting juga dekat sama tempat wisata lain kayak Jatim Park, Museum Angkut, dan Selecta. Jadi, bisa sekalian wisata kombo dalam satu hari.
Review Jujur Setelah Main di Batu Rafting
Setelah semua tawa, basah-basahan, dan sempat keseleo sedikit gara-gara jatuh nggak sempurna, gue bisa bilang: Batu Rafting itu salah satu pengalaman wisata paling menyenangkan yang pernah gue coba.
Gue suka karena semuanya terasa aman tapi tetap menantang. Pemandangannya luar biasa, staff-nya profesional, dan servisnya rapi. Harganya juga gak mahal kalau dibandingin dengan pengalaman yang didapat.
Tentu, ada beberapa hal yang bisa ditingkatkan, kayak toilet yang kadang antre dan kamar ganti yang sempit. Tapi buat gue pribadi, itu minor banget dibanding serunya aktivitas di sungai.
Kalau ditanya, “Mau balik lagi gak?” Jawabannya: 100% iya. Bahkan, gue udah masukin Batu Rafting sebagai rekomendasi utama buat teman-teman gue yang pengen wisata alam di Malang.
Worth It Banget Buat Dicoba!
Buat lo yang udah capek sama wisata mall atau kafe, dan pengen ngerasain sesuatu yang beda, Batu Rafting layak banget buat dicoba. Ini bukan sekadar wisata, tapi pengalaman. Lo bakal teriak, ketawa, mungkin ketakutan sedikit, tapi pulang-pulang bawa cerita yang bisa diceritain ke anak cucu nanti (kalau gak lupa ya…).
Kalau lo tipe yang suka tantangan dan gak takut basah, trust me—Batu Rafting bukan cuma sekadar wisata air. Ini adalah petualangan.
Baca juga artikel menarik lainnya tentang Kepulauan Kei: Surga Tersembunyi di Timur Indonesia yang Bikin Jatuh Cinta disini