Bukit Holbung: Surga Tersembunyi di Samosir yang Bikin Aku Susah Move On

Bukit Holbung

Bukit Holbung Kalau ada tempat yang bikin aku pengen balik cuma buat duduk diam dan melamun, ya Bukit Holbung ini salah satunya. Sumpah, awalnya aku nggak berekspektasi banyak. Namanya travel juga ikut-ikutan temen yang katanya pengen “healing tipis-tipis” ke Danau Toba. Tapi begitu kaki ini napak di Bukit Holbung, rasanya kayak disambut pelukan hangat dari alam. Lebay? Nggak juga. Nanti wikipedia juga kamu bakal ngerti kenapa aku bilang begini.

Awal Mula Kenalan Sama Bukit Holbung

Jujur ya, waktu denger nama Bukit Holbung, aku langsung mikir, “Ini bukit apaan sih? Kok kayak nama orang?” Tapi setelah digugling dikit, ternyata ini salah satu spot tersembunyi di Pulau Samosir, Sumatera Utara. Namanya emang belum seterkenal Bukit Teletubbies di Bromo atau Puncak Becici di Jogja, tapi percaya deh—Bukit Holbung itu underrated banget.

 

Bukit Holbung

Letaknya di Desa Janji Marhatan, Kecamatan Harian, Pulau Samosir. Jadi, emang kamu harus niat buat ke sini. Butuh sekitar 1–2 jam perjalanan darat dari Pangururan. Tapi percayalah, perjuangan itu bakal terbayar lunas.

Perjalanan Menuju Bukit Holbung: Capeknya Dikit, View-nya Gak Main-Main

Aku ke sana naik motor. Iya, motor bebek sewaan yang entah kenapa rem depannya kayak punya nyawa sendiri. Jalanan dari Pangururan ke arah Holbung itu cukup mulus tapi banyak tanjakan dan tikungan tajam. Untungnya, pemandangan sepanjang jalan udah kayak wallpaper Windows versi tropis. Jadi capeknya nggak kerasa banget.

Pas sampai di area parkir, aku sempet mikir, “Ini mana sih bukitnya?” Ternyata masih harus jalan kaki dulu naik bukit sekitar 10–15 menit. Medannya nggak terlalu curam, tapi ya lumayan bikin ngos-ngosan kalau kamu udah lama nggak olahraga. Tapi ya… kaki boleh capek, mata dimanjain total.

View dari Atas Bukit: Kombinasi Alam yang Bikin Diam Seribu Bahasa

Begitu sampai puncaknya, aku literally terdiam. Di depanku hamparan Danau Toba kelihatan luas banget, berkilauan kena sinar matahari sore. Rumput-rumput hijau bergoyang pelan kena angin. Di kejauhan, terlihat kontur bukit-bukit lain seperti pelukan lembut dari bumi buat langit.

Yang bikin beda dari Bukit Holbung ini adalah vibe-nya. Tenang. Hening. Natural. Gak banyak bangunan. Gak ada pedagang kaki lima yang teriak-teriak. Yang ada cuma suara angin, burung, dan kadang suara hati sendiri yang mulai introspeksi hidup.

Bahkan aku sempet ngeluarin termos kopi dari tas kecil dan duduk diem aja sambil ngeliatin danau. Nggak foto-foto dulu. Nggak buka HP. Cuma menikmati. Rasanya… damai banget.

Momen Tak Terlupakan: Sunset yang Nancep di Ingatan

Kalau kamu pengen dapat bonus saat ke sini, datanglah pas sore. Karena sunset di Bukit Holbung itu gila banget! Awan-awan oranye, pantulan cahaya di air danau, siluet pegunungan… kayak lukisan alam yang hidup.

Aku sempet nangis dikit waktu lihat matahari tenggelam. Bukan karena galau. Tapi karena ngerasa kecil banget sebagai manusia, dan betapa alam itu bisa menyembuhkan luka yang bahkan kita nggak sadar kita bawa.

Momen kayak gitu tuh susah diceritain. Harus dirasain sendiri.

Tips Praktis Buat Kamu yang Mau ke Bukit Holbung

Bukit Holbung

Nah, buat kamu yang udah mulai mupeng dan pengen jalan ke sini, aku kasih beberapa tips dari pengalaman pribadi:

  1. Datang Pagi atau Sore Hari
    Siang-siang panasnya bisa nyengat. Waktu paling pas tuh jam 6-9 pagi atau jam 4 sore ke atas.

  2. Bawa Bekal Ringan dan Air Minum
    Di atas bukit nggak ada warung. Bawa air putih dan cemilan sehat bisa banget bantu kamu menikmati waktu lebih lama di atas.

  3. Pakai Sepatu Nyaman atau Sandal Gunung
    Jangan pakai sandal jepit tipis, apalagi hak tinggi (serius, aku pernah lihat orang pakai wedges naik bukit—kasian banget).

  4. Siapkan Kamera atau HP Full Baterai
    Biarpun kamu pengen mindful moment, tapi sayang banget kalau nggak abadikan pemandangannya.

  5. Hormati Alam
    Jangan buang sampah sembarangan. Jangan corat-coret batu. Jangan bikin kerusakan kecil yang berdampak besar.

Apa yang Aku Pelajari dari Bukit Holbung?

Selain mata dimanjakan dan hati disembuhkan, ada satu pelajaran yang aku dapet: kadang, keindahan itu tersembunyi dan butuh usaha buat ditemukan. Sama kayak hal-hal baik dalam hidup.

Bukit Holbung ngajarin aku untuk slow down. Untuk menikmati hidup yang sering kali kita lewatin buru-buru. Dan bahwa ketenangan itu nggak selalu harus dicari di tempat mahal atau jauh. Kadang, cukup naik bukit, duduk, dan diam.

Kenapa Bukit Holbung Wajib Masuk Wishlist Liburan Kamu

Kalau kamu tipe orang yang suka alam, suka tempat yang nggak terlalu ramai, dan pengen punya momen “bercakap dengan diri sendiri,” ini tempat yang pas banget. Belum terlalu rame, aksesnya cukup mudah, dan yang paling penting… pemandangannya nggak tipu-tipu filter.

Bukit Holbung

Bukit Holbung bisa jadi alternatif buat kamu yang udah bosen wisata mainstream. Plus, bisa banget jadi spot refleksi hidup (kalau kamu lagi di fase quarter life crisis, ini bisa jadi tempat pelarian yang tepat).

Penutup: Sekali Datang, Susah Lupa

Setelah turun dari bukit itu, aku sempet diem lama di motor. Masih agak berat ninggalin tempat yang ngasih begitu banyak ketenangan dalam waktu yang singkat. Ada satu kalimat yang terus muter di kepala:

“Kadang yang paling kamu butuhin itu cuma duduk dan lihat matahari tenggelam di tempat asing.”

Bukit Holbung, kamu berhasil bikin aku susah move on. Dan aku yakin, kamu pun akan merasakan hal yang sama setelah ke sini.

Baca Juga Artikel Ini: Gunung Lewotobi: Keindahan Alam dan Potensi Wisata Alam di Nusa Tenggara Timur

Author